Mekanisme kerja otot =>Kontraksi otot terjadi karena
adanya rangsangan. Namun, untuk menggerakan otot biasanya diperlukan
suatu rangkaian rangsangan yang berurutan. Rangsangan pertama akan
diperkuat oleh rangsangan kedua,rangsangan kedua akan diperkuat oleh
rangsangan ketiga, dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian akan
terjadi tonus, atau ketegangan, yang maksimum. Tiap rangsangan yang
diberikan akan menimbulkan potensi aksi, yang akan menghasilkan
kontraksi otot tunggal pada serabut otot. Jika setelah berkontraksi otot
tersebut mencapai relaksasi penuh, kemudian potensi aksi kedua
diberikan, akan terjadi kontraksi tunggal yang kekuatany sama dengan
kontraksi yang pertama tadi. Jika potensi aksi yang kedua diberikan saat
otot belum mencapai relaksasi penuh dari relaksasi pertama akan terjadi
kontraksi tambahan pada puncak kontraksi pertama. Ini dinamakan
penjumlahan kontraksi. bila otot diberikan rangsangan yang sangat cepat,
teteapi masih ada relaksasi diantara dua rangsangan, akan terjadi
keadaan yang dinamakan tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada kesempatan
relaksasi diantara kedua rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan
kekuantan maksimum yang disebut tetanus sempurna.
Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam
kontraksi otot adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yan tipis
dan filamen miosin yang tebal. Kedua jenis filamen tersebut menyusun
sebuah srabut otot. Setiap serabut otot diatur sebagai ikatan unit
kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang membuat penampakan
bergaris atau lurik pada otot rangka atau otot jantung. Sarkomer terdiri
dari beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut garis Z terdapat
daerah gelap yang disebut daerah A yang hanya terdiri dari filamen
miosin, berselang seling dengan daerah terang yang disebut daerah I yang
hanya terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan miosin
saling tumpang tindih; sedangkan daerah tengah hanya terdiri dari miosin
yang terdiri dari zona H filamen aktin terikat; filamen miosin terikat
pada garis M di bagian tengah sarkomer.
Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H,
Sehingga serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I
dan zona H menjadi lebih pendek. Filamen tebal otot terdiri dari
beberapa ribu miosin yang tersusun secara pararel. Ujung miosin mengikat
ATP kemudian mengubahnya menjadi ADP, melepaskan beberapa energi ke
miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi konfigurasi energi tinggi.
Miosin berenergi tinggi tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan
tertentu yang akan membentuk jembatan silau. Lalu energi yang terdapat
pada miosin dilepaskan, dari ujung miosin beristirahat dengan energi
rendah. Keadaan inilah yang dinamakan relaksasi. Relaksasi tersebut,
mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya ada di ujung miosin menjadi di
ekor miosin. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin akan terpecah
saat molekul ATP baru bergabung dengan ujung miosin. Kemudian proses
kontraksi akan terjadi lagi berulang membentuk siklus.
Sekian penjelasan tentang mekanisme kerja otot,Semoga bermanfaat :)
Jumat, 06 November 2015
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar